Gili Bidara Lombok , Taman Laut Berjuta Pesona
Tidak salah orang menyebut Lombok dan Sumbawa sebagi kepingan surga di bumi. Tempat-tempat indah terhampar dari ujung Sape hingga Ampenan di Lombok. Kali ini saya ingin menceritakan jejak perjalanan kami ke Gili Bidara. Sebuah gili yang terhampar di utara Dermaga Labuhan Lombok. Dari beberapa gili yang ada di kawasan tersebut GiliBidara, adalah satu satunya gili yang ditingali nelayan. Ada beberpa rumah dengan pagar bedek (bamboo) di tepi barat (kalau saya tak salah kompas karena saya mengira arah dari tempat tengelamnya matahari). Selain rumah nelayan, terdapat juga sebuah mushala dengan ukuran yang cukup besar. Sayangnya saya tidak menemukan WC umum di tempat itu. Satu-satunya WC umum yang berada di samping mushalla terlihat rusak. Di tengah Gili bidara dijadikan tempat berebun oleh nelayan, tanaman kacang yang tumbuh di sebagian besar arela itu terlihat tumbuh subur dan siap dipanen. Sesanya gili ini ditumbuhi savanna.
Perairan Jernih Serupa Minyak Tanah
Gili ini memiliki perairan super jernih. Ikan atau benda-benda laut bisa terlihat jelas dengan mata telanjang dari atas perahu yang kita tumpangi, apalagi kita sengaja turun untuk menikmati keindahan bawah laut menggunakan alat snorkeling. Ya, perarian Gili Bidara merupakan surga bagi para penyuka snorkeling. Di sebelah barat pulau ini, terdapat trumbu karang yang indah, tidak jauh dari pantai. Sekitar 10 atau dua puluh meter, dengan kedalam satu setengah atau bahkan satu meter, kumpulan karang cantik bisa kita lihat. Di sebelah timur Gili Bidara, terdapat karang-karang warna-warni yang sengaja dipelihara. Menurut pemandu yang mengantar kami, karang-karang warna-warni yang tertata rapi di atas rak besi itu dipelihara oleh Karang Taruna setempat. Siapapun yang menyukai snorkeling pasti takjub dengan keindahan trumbu karang itu. Sekan berada di taman bunga warna-warni, dengan ikan-ikan menari di lorong tamannya.
Sunset dan Sunrise
Seperti pulau kecil lainnya, Gili Bidara menjadi lengkap karena kita bisa menyaksikan matahari terbit di timur pulau dan matahari tenggelam di sebelah barat pulau. Dengan jarak yang tidak jauh. Suasana saat matahari terbit memang menyehatkan. Kita bisa duduk dan menunggu kehadiran matahari di dermaga. Jangan lupa buatlah secangkir kopi dan nikmati kehadiran pagi yang segar di gili ini. Dan jika sore tiba, pindahlah ke sebelah barat gili. Suasananya tidak kalah dengan terbitnya matahari. Kalau beruntung, kita bisa menyaksikan langit memerah dengan tebaran mega, dan matahari terlap di pundak Rinjani.
Berlabuh di Pasir Putih
Saya dan teman-teman berlabuh di sebelah barat pantai saat matahari hampir tenggelam. Sore di gili Bidara, adalah sore yang tenang dan menyenangkan. Jika ingin menghindari kebisingan, duduklah sore hari dipantai ini. Maka sumpek dan galau akan sirna oleh suasana yang nyaman dipantai berpasir putih dan lembut ini. Jika sore-hari tiba, ombak tak lagi menyapa pantai. Air laut surut agak ketengah. Saya dan teman-teman duduk dan ngobrol dipantai hingga larut malam. Kami tidur di alam bebas, dibawah langit malam yang ramah dan hembusan angin pantai. Tak ada nyamuk. Sesekali cericit burung malam membisiki laut. Ngobrol sambil tiduran dialam bebas sambil mendengar petikan gitar, tentu terasa menyenangkan. Apalagi obrolannya soal hoby dan hal-hal menarik yang kita sukai.
Memotret Milky way
Setelah agak larut, sekitar pukul satu dini hari, langit Bidara menjadi gelap. Cahaya bulan meredup dan mulai terlihat terlihat bintang mengintip dari balik awan. Lambat awan pergi, dan langit bitu gelap. Tebaran bintang menjadi terlihat mendominasi langit gili. Gili ini menjadi tempat indah untuk memotret bintang dan milkiway. Saya mencoba memotet bintang-bintang, namun karena keterbatasan lensa, hasilnya kurang memuaskan. Dua orang teman terlihat sibuk mengabadikan langit malam.
Taman Laut dan Palung Dalam
Di samping taman trumbu karang tersebut, teradat palung yang dalam dan gelap. Bagi yang takut palung tentu arela ini bisa bikin merinding. Saya sendiri membayang kan palung dalam tersebut menjadi tempat persembunyian ikan-ikan besar. Tapi rasa takut akan sirna manakala mata kita memandang dereta trumbu karang bersusun dengan gradasi warna putih yang semakin menggelap ke dasar palung. Agak keselatan terdapat karang menyerupai dinding. Keren sekali. Orang lokal menyebutnya sebagai karang meja. Karang-karang memikat ini, membuat saya ingin berlama-lama di perairan. Beberapa teman-teman yang ikut menyelam, tak henti-hentinya mengarahkan kamera ke kumpulan karang tersebut sambil bergantian saling memotret atau berpoto selfie. Berbagai jenis ikan seakan telah mengerti bahawa mereka tengah diabadikan oleh para tamu yang datang. Hanya dengan sepotong roti yang dimasukkan ke dalam botol plastic, lalu dikeluarkan sedikit demi sedikit maka ratusan ikan akan datang mengerubuti dengan lucunya. Dari balik karang-karang yang indah kita juga bisa menyaksikan ikan-ikan cantik mengintip dan malu-malu untuk mengikuti teman-temannya berebut roti
0 komentar